Visite me @ PORTAL SEO

Kamis, 15 Januari 2009

Menghindari Salah Pilih Pasangan




Salah satu problema besar bagi anak-anak muda zaman sekarang adalah dalam memilih pasangan hidup. Mengapa tema ini begitu penting, tentu saja banyak alasan yang melatar belakangi. Mendapatkan pasangan yang tepat, akan membuat seorang anak muda memiliki rumah tangga yang “home sweet home.” Pasangan yang tepat akan membuat hidup semakin indah sehingga akan membuat seseorang bergairah dalam menjalaninya. Pasangan yang tepat akan saling membangun dalam kerohanian. Akibatnya, rumah tangga tersebut akan menjadi semakin kuat dan kokoh dalam menghadapi berbagai macam gelombang dan riak-riak kehidupan.

Berbeda bila mendapat pasangan yang tidak tepat bahkan tidak seiman. Rumah tangga akan oleng, karena adanya dua iman. Akhirnya anak-anak yang dilahirkan akan harus saling memilih agama, antara yang dianut ayah dan yang dipeluk ibunya. Pasangan yang salah akan membuat hidup perkawinan serasa “neraka.” Akibatnya tidak bergairah lagi dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Ujung-ujungnya, dapat menghancurkan perkawinan tersebut.

Untuk menghindari tragedi tersebut, ada beberapa tips dari Neil Warren, seorang pakar perkawinan yang dapat dipelajari untuk menghindari kesalahan dalam memilih pasangan hidup.

Jangan menikah terlalu muda

Tunggulah untuk menikah sampai Anda mengenal diri sendiri dengan baik dan sampai Anda mengenal dengan baik pula tipe orang yang akan menjadi pasangan hidup Anda. Tunggulah sampai Anda merasa matang dan dewasa dalam kerohanian, mentalitas dan materi. Jangan memaksakan diri untuk menikah hanya karena telah sama-sama merasa saling mencintai. Itu belum cukup.

Perkawinan adalah kehidupan panjang yang tidak hanya melibatkan cinta, tetapi juga mencakup banyak aspek. Seperti materi (kesiapan tempat tinggal, perabot rumah dsb), hubungan dengan lingkungan tetangga dan sebagainya. Lihatlah pada sinetron “pernikahan dini,” yang dibintangi Agnes Monica, bagaimana susahnya pasangan yang menikah di usia yang terlalu muda.

Oleh karena itu, saat yang tepat untuk memulai pernikahan adalah di usia pertengahan dua puluhan. Karena pada umur-umur ini, seorang pria biasanya telah menamatkan kuliahnya dan telah bekerja, demikian juga dengan kaum wanita.

Jangan terlalu berhasrat untuk menikah

Jangan biarkan orang lain yang terlalu bersemangat mendorong Anda ke dalam pernikahan. Maksudnya, jangan sampai pernikahan terjadi karena dorongan dan paksaan teman, dan bukan karena keyakinan dan kesiapan diri sendiri. Ada sebuah prinsip, hubungan yang lebih lama akan menghasilkan pernikahan yang lebih sehat dan konsisten.

Mengapa? Karena semakin lama bergaul dengan seseorang, akan membuat kita lebih mengenal karakter, watak dan sifat-sifatnya. Dengan begitu, kita akan siap dan tahu bagaimana menangani bila suatu saat terjadi konflik. Yakinlah lebih dulu dengan diri Anda sendiri. Renungkan dan pikirkan seksama dengan pikiran yang jernih. Dengan demikian, dapat diharapkan keputusan yang diambil untuk menikah merupakan keputusan yang lahir dari kesiapan dan kematangan Anda dan pasangan.

Jangan memilih pasangan untuk menyenangkan seseorang yang lain

Andalah orang yang akan beruntung atau menderita karena pilihan pernikahan selama seumur hidup. Terapkan prinsip kehati-hatian. Jangan menikah hanya karena ingin menyenangkan seseorang tertentu. Seperti ingin menyenangkan orang tua, maupun teman. Ingat, yang menikahlah yang akan menanggung konsekuensi dari pernikahannya, bukan orang-orang lain tersebut. Karena itu, jadilah bijak.

Segala sesuatu dapat dikompromikan. Terkadang orang tua ingin memaksakan kehendak pada anak-anak mereka bertalian dengan calon pasangan hidupnya. Jika hal itu yang terjadi, coba bicarakan baik-baik dengan orang tua. Berikan alasan-alasan yang melatar belakangi pilihan Anda. Jangan lupa juga berdoa, memohon agar Allah turut campur tangan. Kami yakin, pada akhirnya hasil terbaiklah yang akan tercapai. Hubungan dengan orang tua pun akan tetap baik. Ora et labora.

Jangan menikah dengan pengharapan-pengharapan yang tidak realistis

Pernikahan membutuhkan kerja keras. Jangan izinkan diri Anda mengharap terlalu banyak dari pernikahan Anda. Jangan berharap akan dapat merubah sifat buruk pacar Anda jika sudah menikah. Seorang wanita yang sering dianiaya suaminya mengisahkan, dia tadinya berharap akan dapat mengubah tabiat buruk pacarnya tersebut dengan kasih yang dia tunjukkan. Namun apa yang terjadi? Perkawinannya dirasa bagaikan neraka, karena pria tersebut tetap saja menganiaya dirinya saat mereka terlibat konflik.

Pepatah mengatakan sedia payung sebelum hujan. Berpikirlah realistis. Kenyataan-kenyataan mengenai sifat dan watak pacar Anda tidak akan banyak berubah di saat menikah nanti. Kecuali Allah menjamah hidupnya dan membarui wataknya dengan sifat-sifat Kristus (Gal 5:22-23).

Jangan menikah dengan seseorang sampai Anda mengenal dia dalam banyak hal dan situasi yang berbeda (bervariasi)

Anda dapat membuat prediksi yang jauh lebih tepat tentang seberapa banyak Anda akan menikmati pernikahan dengan seseorang jika dasar pengalaman Anda bersamanya cukup luas. Jangan hanya senang jika bertemu dengannya dalam keadaan happy dan suasana menyenangkan saja. Tetapi usahakan untuk terlibat dengannya dalam keadaan yang lain. Misalnya saat dia sedang emosional, sedang bersedih, sedang tidak mempunyai uang maupun situasi-situasi yang lain. Hal itu akan membuat Anda akan mengenal dirinya dengan lebih baik lagi.

Hal itu akan menjadi bekal yang sangat berguna di dalam membuat keputusan untuk menikah atau tidak dengan dia. Sebab itu, jangan terburu-buru untuk menikah dengannya. Let it flow. Jalani saja dulu hubungan kasih yang telah terjalin. Waktulah yang akan menentukan pada saatnya nanti.

Jangan menikah dengan siapapun yang mempunyai masalah kepribadian

Masalah-masalah kepribadian ini tidak mudah lenyap setelah masuk dalam pernikahan. Pada kenyataannya seringkali malah menjadi lebih buruk. Jika masalahnya bisa ditangani, yakinlah hal tersebut selesai ditangani sebelum Anda menikah. Lebih baik mencegah daripada mengobati bunyi sebuah slogan kesehatan. Lebih ditangani sejak sekarang daripada menyesal sesudah masuk dalam pernikahan.

Allah membenci perceraian (Matius 19:1-8). Jangan alasan kepribadian ini membuat Anda merasa boleh bercerai dengan pasangan Anda dalam pernikahan nanti. Jika memang sejak masa pacaran, tidak ada harapan untuk perubahan sifat dari diri pacar Anda, lebih baik di diputuskan sejak sekarang. God bless.

3 komentar:

  1. ganteng kali fotomu itu lae...!
    kok bisa? ha2...

    BalasHapus
  2. fotonya bagus dikarenakan 3 hal:
    1. backgroundnya bagus
    2. saudara difoto dengan efek tampak samping
    3. kameranya bagus sekali 10,7 MP

    sayasetuju dengan tulisan ini, cinta identik dengan menunggu bus, karena bus sekarang sering penuh dan sesak,.. oksigen nya menipis blm lagi ditambah aroma dari penumpng laen...
    sebaiknya jgn mencari cinta di dalam bis,,..
    saya sarankan!!
    klo mw minta jodoh sama Papa Jesus aja degh,..

    BalasHapus