Visite me @ PORTAL SEO

Kamis, 15 Januari 2009

JODOH DAN PRANIKAH


1. Patujolo
Mencari pasangan hidup bukanlah sesuatu yang dapat dipandang remeh. Pilihan terhadap pasangan hidup akan berdampak lama, yakni seumur hidup dan cakupannya amat luas, baik terhadap diri sendiri, terhadap keluarga, pekerjaan, pelayanan, dan sebagainya. Itu berarti bahwa dibutuhkan langkah yang tepat dan benar, penuh per-timbangan yang berdasarkan firman Allah. Dalam tulisan ini kita akan belajar mengenal kehendak Allah sekaligus mengerti sejauh mana tanggung jawab kita atas pasangan hidup yang kita inginkan.


2. Kehendak Allah

2.1. Pentingnya Kehendak Allah
Mengenal kehendak Allah sangat penting dalam kehidupan setiap orang percaya. Mengapa sangat penting bagi kita untuk mengenal kehendak Allah, ter-masuk dalam memilih pasangan hidup kita?
• Karena kita adalah milik-Nya (1 Kor 6.19-20);

• Mengenal kehendak Allah merupakan perintah, dan syaratnya adalah memiliki hidup yang “hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah (Roma 12.2);

• Kerinduan mengenal kehendak Allah adalah ciri manusia baru (Efs 5:17).
2.2. Cara Mengenal Kehendak Allah



Untuk dapat mengenal kehendak Allah ada beberapa cara:

(a) Prinsip Firman Allah – Allah tidak pernah menyatakan kehendak-Nya di luar dari apa yang telah difirmankan-Nya dalam Alkitab. Jika firman-Nya ada di dalam kita dengan limpah, maka kita akan mengenal kehendak-Nya, termasuk menyangkut pasangan hidup. Misalnya:
• Pasangan hidup haruslah berlainan jenis (Kej 1.27);
• Allahlah yang berprakarsa dalam lembaga pernikahan (Kej 2.18);
• Waktu Allahlah yang paling tepat (Pengkh 3.11);
• Kesepadanan dalam iman, pelayanan, dan panggilan (Kej 2.18);
• Berpacaran dalam kekudusan (1 Pet 1.15-16);
• Allah membenci perceraian (Mal 2.15-16).


(b) Hubungan Intim dengan Allah – Di samping bersekutu dengan firman, kita perlu bersekutu dengan pribadi Allah Bapa kita dan belajar men-dengar suara-Nya. Doa adalah komunikasi dua arah antara kita dengan Allah. Ia akan menuntun kita oleh Roh Kudus-Nya di hati kita kepada siapa yang akan menjadi pasangan hidup kita. Ini membutuhkan latihan dan ketekunan (Kej 5.21-23).

(c) Nasihat Rohani – Bisa pula kita meminta nasihat rohani kepada rohani-wan yang memiliki kemampuan konseling dengan baik. Hamba-hamba Tuhan memang bertugas untuk mengajar umat agar hidup melakukan kehendak Allah (Roma 15.18).

(d) Beberapa Konfirmasi – Untuk lebih dapat memiliki kemantapan hati, kita boleh meminta beberapa konfirmasi dari Tuhan, yaitu semacam tanda. Hanya saja cara ini membutuhkan pertimbangan matang, kepekaan dan ketaatan. Dalam meminta konfirmasi Tuhan tidak ada sesuatu yang ber-sifat “kebetulan”. Contoh yang amat jelas dalam Alkitab adalah ketika Ishak mencari pasangan hidup dan akhirnya menemukan Ribka oleh pertolongan hambanya, yaitu Eliezar (Kej 24).



3. Pilihan Manusia
Jika kita sudah datang kepada Tuhan untuk memohon kehendak-Nya, maka iman kita kepada-Nya harus disertai dengan tindakan. Iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak 2.26). Allah Bapa kita tidak pernah langsung mengirimkan seseorang menjadi pasangan hidup kita tanpa melibatkan kita yang terkait di dalamnya.

Kita diberi kehendak bebas untuk memilih apa yang terbaik bagi kita, tetapi tetap yang sesuai dengan kehendak-Nya. Kita diberi kebebasan untuk memilih pasangan hidup berdasarkan: temperamen dan karakternya, status sosial ekonominya, etnis dan budaya-nya. Beberapa pedoman dalam memilih pasangan hidup antara lain:
(a) Jangan membuat kriteria berlebihan, yang tidak sesuai dengan kondisi diri sendiri. Ingat bahwa iman dan nekad amat tipis bedanya.
(b) Jangan memilih yang “tepat sama” dengan diri kita karena itu tidak mungkin dan justru merugikan kita. Perhatikan perbedaan antara “gas” dan “rem”.
(c) Perhatikan bahwa perbedaan yang terlalu lebar akan menimbulkan masalah tersendiri, misalnya berkaitan dengan usia, pendidikan, status sosial ekonomi, budaya, dsb.
(d) Jangan takut kepada rival atau competitor, jika itu dari Tuhan pasti akan tetap menjadi pasangan hidup kita.
(e) Agresivitas perlu tapi tetap memperhatikan budaya Timur.
(f) Adakan pula pendekatan dengan keluarganya. Mereka bisa ikut memberikan rekomendasi terhadap kita dan bagi kita.
(g) Tampil jujur, tulus, apa adanya; hati-hati dengan kamuflasi diri.


4. Masa Perkenalan
Apabila seseorang telah menemukan calon pasangan hidupnya, yaitu hasil per-gumulannya dengan Tuhan, dan ia yakin bahwa Tuhanlah yang mempertemukan dirinya dengan si dia, maka mereka berdoa pun masuk ke dalam masa berpacaran.

Masa berpacaran adalah masa di mana sepasang sejoli dapat saling mengenal lebih dalam tentang kepribadian masing-masing. Mereka mulai belajar untuk saling terbuka – dari hati ke hati – sekalipun tetap masih ada hal-hal yang harus disembunyi-kan. Sering kali suasana berpacaran menjadi rusak karena salah satu atau keduanya tidak dapat saling menjaga dan kehilangan kendali. Apa saja yang harus saling dijaga dalam berpacaran?



4.1. Menjaga Pembicaraan

Biasanya hal-hal yang dibicarakan selama berpacaran akan melekat lama men-jadi kenangan dalam hati dan pikiran masing-masing pribadi. Perlu diingat bahwa kita tetap harus melibatkan Tuhan di saat berpacaran. Ia adalah Allah yang Maha-tahu dan Mahakudus. Kita harus menjaga lidah kita, karena jika tidak terkendali dengan baik, maka lidah bisa mendatangkan malapetaka dalam hidup kita (Yak 3. 9-10).

(a) jaga isi pembicaraan, jangan ada kata-kata kotor, hinaan, umpatan, gerutu, fitnah, dsb (Kol 3.8);
(b) jangan ada dusta, belajarlah untuk jujur dan terbuka apa adanya (Yoh 8.44);
(c) hati-hati ketika mengucapkan janji; tak ada satu pun di antara kita yang dapat memastikan 100% apa yang akan terjadi esok (Yak 4.15);
(d) belajarlah memberikan pujian secara jujur (Kid. 4-5)


Sebagai murid Kristus, pembicaraan haruslah penuh kasih dan menjadi berkat, termasuk dalam berpacaran (Kol. 4:6; 1 Tim. 4:12).


4.2. Menjaga Kekudusan
Hal kedua yang harus dijaga adalah kekudusan hidup, yaitu masalah seksua-litas. Cara berpacaran kita tidak boleh sama seperti dunia ini, yaitu mengadakan “uji coba” dalam seksualitas, seperti orang “membeli barang” (Roma 12.2). Seks sebelum dan di luar nikah adalah dosa perzinahan dan dosa percabulan. Hati-hati dengan tipuan Iblis yang menyatakan bahwa seks selama berpacaran adalah “ungkapan kasih.” Kasih sejati melekat dengan kebenaran dan kekudusan. Inilah beberapa tips agar kita dapat menjaga kekudusan selama berpacaran:

(e) berdoalah sebelum berjumpa dengan sang pacar;
(f) usahakan berpacaran di tempat yang terang benderang, dan tidak terlalu sepi. Hati-hati dengan suasana romantis dalam berpacaran;
(g) gunakan pakaian yang sopan, jangan mengundang pencobaan;
(h) jangan membangkitkan birahi sebelum diingininya, misalnya dengan petting, karena wanita akan menuntut progresifitas (Kid. 8.4);
(i) jangan takut menolak pasangan yang meminta melakukan sesuatu yang merusak kekudusan.


5. Penutup

Allah mempunyai rencana dalam hidup kita. Salah satu tujuan hidup yang telah ditetapkan bagi kita adalah agar kita menyenangkan hati-Nya. Perjodohan merupakan hal yang sangat serius, sehingga kita harus banyak menggumulinya bersama Allah. Jangan hancuirkan segala rencana Allah dalam hidup kita hanya karena kesembronoan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar